Membuka Sisi Terang KAHMI Banten

- Senin, 29 Agustus 2022 | 17:56 WIB
Logo KAHMI (Ist.)
Logo KAHMI (Ist.)

 

Tanggapan Untuk Artikel dari Sahabat Ocit Abdurrosyid Siddiq

Oleh: Moh Bahri (Koord. Presidium MW KAHMI Banten terpilih)

Senior kita di Banten, Almarhum Bang Eki Syachrudin, pernah membuat kelakar segar. “Kader HMI, jika masih muda tidak bersikap idealis dan sudah berwatak kapitalis, maka dia tak punya hati. Namun jika sudah jadi KAHMI, masih tetap idealis dan tak berubah kapitalis, maka dia tak punya otak!”

Ungkapan ini pas untuk menggambarkan fenomena perubahan sikap kader HMI saat masih di Kampus dan ketika sudah berkiprah di dunia profesi masing-masing.

Maksudnya, ketika digembleng di HMI, memang yang dominan adalah proses intelektualisme, kritisme, dan pergerakan. Namun begitu menjadi alumni (Anggota KAHMI), maka akan memasuki tahap karir, maka pasti ada penyesuaian. Mau tak mau beradaptasi dengan suasana.

Daya gedor kritisme pasti menyurut. Ketekunan membaca dan mengkaji banyak tema, agak terbatas. Juga melakukan pergerakan dan perlawanan, pasti terkendala. Sesungguhnya, ini proses nan lumrah. Bukan sama sekali kemerosotan.

Poin Penting Kang Ocit

Tiga paragraf awal ini menjadi pintu masuk, guna menyelami artikel kritis dari Sahabat Ocit Abdurrosyid Siddiq, yang berjudul Ketika Pergerakan Meredupkan Kajian.

Titik tumpu gugatan rekan Ocit adalah: potret buram KAHMI yang tak lagi mencerminkan kemampuan paripurna, sebagai wadah yang menghimpun kekuatan “pergerakan” dan “pemikiran”.

Menurutnya ini terjadi lantaran spektrum kepemimpinan KAHMI yang dipandu oleh personal yang tak kokoh dari sisi intelektualisme, pemikiran, dan medan gagasan. Beliau bahkan membuat paparan rinci, soal latar belakang para punggawa KAHMI (tingkat nasional dan provinsi). Idealnya, menurut Kang Ocit, pemegang kendali KAHMI bahkan seperti era Cak Nur (berlatar pesantren, dan mumpuni dalam kajian keislaman).

Ringkas kata, KAHMI tak lagi menonjol dalam sisi narasi, konsepsi, kajian, dan produktivitas intelektual. Seraya lebih berat ke aspek organisatoris, politis. Tentu pengingatan ini penting. Sebagai tatapan di lingkup sesama keluarga.

Meski begitu, kita layak juga mengajukan sejumlah catatan. Bahwa KAHMI agak redup dari sisi medan gagasan, benar adanya. Namun bukan berarti pelita sepenuhnya padam. Bagaimanapun KAHMI masih punya daya dalam menggerakkan multi fungsi dan peran. Argumentasinya sederhana.

Penyebaran Kader

Kini fakta tertuang jelas, spektrum dan keberagaman kader jauh lebih luas dan lebar. Inilah yang disebut oleh Almarhum Budayawan Kuntowijoyo sebagai proliferasi (penyebaran kader ke segala bidang kehidupan). Proliferasi sendiri, berarti pembiakan yang subur, meruyak, dan menjadi benih-benih baru. Ini adalah resultan zaman, orang dididik dengan ragam jenis perangkat keilmuan dan keahlian.

Halaman:

Editor: Rahmat Hidayat

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kurikulum dan Pola Pikir Pendidik

Selasa, 18 Oktober 2022 | 09:09 WIB

Fanatisme Fana Fans Sepakbola

Rabu, 5 Oktober 2022 | 19:31 WIB

Membuka Sisi Terang KAHMI Banten

Senin, 29 Agustus 2022 | 17:56 WIB
X